puyang lubai

Pendahuluan
 
Suku bangsa Rambang merupakan sebuah kecamatan di kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan, Indonesia. Orang dalam bahasa Rambang adalah jeme alias uhang. Yang dimaksud dengan jeme Rambang adalah anak keturunan masyrakat nenek moyangnya lahir dan berdomisili sepanjang sungai rambang. 
 
Kata rambang sendiri yang berarti yaitu sungai, Rambang atau “hambang” masyarakat menyebutnya mengalir di setiap dan sepanjang pedesaan. Kawasan atau wilayah Rambang dahulunya merupakan sebuah hutan belantara yang dikelilngii oeh sungai-sungai. 
 
Pada waktu itu memang masyarakat menyebutnya dengan Rambang Lubai dan telah berganti nama sekarang dengan menghilangkan kata “lubai”. 
 
Dahulu, masyarakat Rambang Lubai namanya tidak tinggal dirumah-rumah limas seperti saat ini, melainkan tinggal di hutan didalam gubuk atau pondok kencil yang asli petani. Pada waktu itu mereka menyebutnya dangan “ume”. 
 
Ume adalah sebuah lahan pertanian yang luas yang ditengah-tengah nya terdapat pondok atau rumah dan seklilingnya ditanami padi, bibit karet, dan sayur-mayur, sehingga sangat kental kehidupan bertani pada zaman dahulu. 
 
Lalu dengan berkembangnya zaman yang cepat, masyarakatnya pun mengenal kehidupan-kehidupan yang baru. Mulailah pada saat itu masyarakat mendirikan rumah, akan tetapi tetap mereka belum bisa meninggalkan kehidupan terdahulu. 
 
Masyarakat masih jauh dari “sentuhan listrik” untuk semua kegiatannya, mereka masih memakai kebiasaan terdahulunya. Yang menjadi “ikon” suku Lubai ialah sungai Lubai yang mengalir sepanjang desa-desa di kecamatan Lubai Ulu dan Lubai.

Komunitas Lubai

Puyang Lubai merupakan cikal bakal komunitas masyarakat Lubai. Diantara puyang-puyang Lubai yaitu :
  1. Puyang Jaga Niti
  2. Puyang Nata Dewa
  3. Puyang Kencana Dewa
  4. Puyang Nata Kerti.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

puyang rambang

puyang penjalang

puyang sukemilung