puyang aliyakim
Pada mulanya silsilah bersifat sederhana sekali, hanya berbentuk garis keturunan yang disusun, seperti syajarah (pohon). Tetapi suatu silsilah dapat pula berisi keterangan atau informasi yang lengkap mengenai tanggal lahir, tanggal wafat, sifat-sifat seorang, asal sukunya di mana dia dikuburkan, mazhabnya dan isteri serta anak-anaknya.
Ciri utama silsilah adalah jurai keturunan yang biasanya bersifat linear: menghubungkan seorang dengan orang yang lain. Sistem kekerabatan dijelaskan dalam antropologi dengan “pria” diberikan tanda O>, dan “perempuan” (isteri) diberikan tanda O+, atau tanda “telah berpulang” (+).
Selanjutnya, silsilah disusun dalam bentuk tata urutan dengan nama-namanya yang biasanya diberi nomor yang berurutan sebagai gambaran suksesi pada keluarga.
Kisah singkat
Kajian tentang kisah singkat "Puyang Aliyakim bin puyang Sinar" ini hanya dituliskan dengan informasi yang tidak lengkap. Tempat kelahiran beliau adalah desa Kurungan Jiwa, masuk wilayah Keresidenan Palembang - pemerintah Hindia Belanda. Saat ini desa Kurungan Jiwa telah digabungkan dengan desa Baru Lubai, sehingga berubah namanya menjadi "Jiwa Baru" merupakan wilayah dari kecamatan Lubai, kabupaten Muara Enim, provinsi Sumatera Selatan.
Penulis berusaha untuk menuliskan sejarah singkat ini, seobjek mungkin berdasarkan penuturan kata dari orang tua kami Muhammad Ibrahim bin Haji Hasan.
Puyang Aliyakim terlahir dari seorang ayah bernama Sinar bin Riyamat dan seorang ibu datanya tidak ada pada penulis. Diperkirakan beliau lahir pada tahun 1826 masehi didesa Kurungan Jiwa dan meninggal dunia pada tahun 1886 masehi dalam usia 60 tahun didesa Kurungan Jiwa.
Makam beliau terletak didekat rumah Jontoni bin Samsul, pada Taman Pemakaman Umum desa Jiwa Baru - Lubai. Puyang Aliyakim merupakan anak bungsu puyang Sinar bin Riyamat dari 10 bersaudara. Beliau dijuluki dengan pak Syukur, dikarenakan anak beliau paling tua namanya "Abdul Syukur."
Rumah tempat lahir
Beliau dilahirkan dirumah puyang Sinar yang disebut juga puyang Lebi. Rumah tesebut saat ini hanya tinggal tiangnya saja. Lokasi lapangan rumah tersebut didepan jalan dekat pohon Tanjung - Masjid At Taqwa, desa Jiwa Baru, kecamatan Lubai, kabupaten Muara Enim, provinsi Sumatera Selatan."
Rumah tempat tinggal
Beliau wafat dirumah panggung kayu, rumahnya kecil namun kokoh. Tiang dan kayu baloknya banyak dari jenis kayu tembesi dan kayu medang. Lokasi lapangan rumah tersebut dibelakang rumah kakak Luth tidak jauh dari tempat makam puyang Sinar.
Anak keturunan
Puyang Aliyakim bin Sinar menikah dengan puyang Rainem binti Segaran, mempunyai anak keturunan yaitu :
Ciri utama silsilah adalah jurai keturunan yang biasanya bersifat linear: menghubungkan seorang dengan orang yang lain. Sistem kekerabatan dijelaskan dalam antropologi dengan “pria” diberikan tanda O>, dan “perempuan” (isteri) diberikan tanda O+, atau tanda “telah berpulang” (+).
Selanjutnya, silsilah disusun dalam bentuk tata urutan dengan nama-namanya yang biasanya diberi nomor yang berurutan sebagai gambaran suksesi pada keluarga.
Kisah singkat
Kajian tentang kisah singkat "Puyang Aliyakim bin puyang Sinar" ini hanya dituliskan dengan informasi yang tidak lengkap. Tempat kelahiran beliau adalah desa Kurungan Jiwa, masuk wilayah Keresidenan Palembang - pemerintah Hindia Belanda. Saat ini desa Kurungan Jiwa telah digabungkan dengan desa Baru Lubai, sehingga berubah namanya menjadi "Jiwa Baru" merupakan wilayah dari kecamatan Lubai, kabupaten Muara Enim, provinsi Sumatera Selatan.
Penulis berusaha untuk menuliskan sejarah singkat ini, seobjek mungkin berdasarkan penuturan kata dari orang tua kami Muhammad Ibrahim bin Haji Hasan.
Puyang Aliyakim terlahir dari seorang ayah bernama Sinar bin Riyamat dan seorang ibu datanya tidak ada pada penulis. Diperkirakan beliau lahir pada tahun 1826 masehi didesa Kurungan Jiwa dan meninggal dunia pada tahun 1886 masehi dalam usia 60 tahun didesa Kurungan Jiwa.
Makam beliau terletak didekat rumah Jontoni bin Samsul, pada Taman Pemakaman Umum desa Jiwa Baru - Lubai. Puyang Aliyakim merupakan anak bungsu puyang Sinar bin Riyamat dari 10 bersaudara. Beliau dijuluki dengan pak Syukur, dikarenakan anak beliau paling tua namanya "Abdul Syukur."
Rumah tempat lahir
Beliau dilahirkan dirumah puyang Sinar yang disebut juga puyang Lebi. Rumah tesebut saat ini hanya tinggal tiangnya saja. Lokasi lapangan rumah tersebut didepan jalan dekat pohon Tanjung - Masjid At Taqwa, desa Jiwa Baru, kecamatan Lubai, kabupaten Muara Enim, provinsi Sumatera Selatan."
Rumah tempat tinggal
Beliau wafat dirumah panggung kayu, rumahnya kecil namun kokoh. Tiang dan kayu baloknya banyak dari jenis kayu tembesi dan kayu medang. Lokasi lapangan rumah tersebut dibelakang rumah kakak Luth tidak jauh dari tempat makam puyang Sinar.
Anak keturunan
Puyang Aliyakim bin Sinar menikah dengan puyang Rainem binti Segaran, mempunyai anak keturunan yaitu :
1. Abdul Syukur
2. Haji Hasan
3. Abu Nikmat
Saat ini dari ketiga anak puyang mempunyai zuriyat menyebar di desa Gunung Raja, kota Palembang, kota Bandar Lampung dan berbagai tempat lainnya.
Silsilah keluarga
Silsilah adalah suatu bagan yang menampilkan hubungan keluarga (silsilah) dalam suatu struktur pohon. Data genealogi ini dapat ditampilkan dalam berbagai format. Silsilah keluarga kurungan lembak "puyang Riamat" yaitu :
- Bala Putra Dewa mempunyai anak yaitu :
- Puyang Kurungan Dewa mempunyai anak yaitu :
- Puyang Meruhum Sakti mempunyai anak yaitu :
- Puyang Jaga Niti mempunyai anak yaitu :
- Puyang Nata Dewa mempunyai anak yaitu :
- Puyang Kencana Dewa mempunyai anak yaitu :
- Puyang Nata Kerti mempunyai anak yaitu :
- Puyang Gemeling Sakti mempunyai anak yaitu :
- Puyang Riamat mempunyai anak yaitu :
- Puyang Sinar mempunyai anak yaitu :
- Puyang Aliakim....!
Komentar
Posting Komentar